Tahukah Orang Jepang
Kampungnya ada di Batu Bara?
Pesan dari anak
ingusan.......
Saat ku buka beranda di
Facebook terlihat ada kampung Jepang di sana. Tahukah orang Jepang ada
kampungnya di Batu Bara? Ilustrasinya begini ya, kalau sekiranya kalian setuju teruskan,
kalau tak setuju serukan.
Jepang adalah salah
satu negara kolonial yang masuk ke Indonesia karena kehabisan amunisi untuk
bertahan hidup. Opsi terkuatnya saat itu adalah menguasai sumber minyak
Indonesia hingga masuklah ia ke beberapa titik perairan Indonesia pada 11
Januari 1942 di mulai dari Kalimantan, kemudian Pulau Jawa hingga ke Perupuk,
Batu Bara. Setelah hasratnya terpenuhi ia pun berputar arah dari niat semula,
awalnya sekedar untuk mempertahankan hidup lama kelamaan untuk menjajah orang yang
hidup di Batu Bara. Awalnya Jepang mencoba menarik simpati masyarakat Indonesia
karena mau melepaskan jeratan jajahan Belanda, saat itu masyarakat Indonesia
kagum dengan Jepang, namun secara diam-diam militer Jepang membentuk badan
propoganda yang dikenal dengan Sendenbu untuk menguasai penuh Indonesia dan
Asia, termasuklah kampung kito tu.
Salah satu bukti
penjajahan Jepang adalah Romusha (buruh). Romusha itu adalah istilah kerja
paksa. Siapa yang dipaksa? Ya kita, siapa kita? Ya Orang Batu Bara termasuk nenek moyang saya
dan mungkin anda. Siapa sasaran Romusha itu? Kebanyakan Petani.
Atok dan nenek kito di
kampung itu dulu dan sekarang adalah Petani, merekalah yang menderita dipaksa
kerja oleh Jepang siang dan malam tanpa digaji dan kadang tak dikasih makan
bahkan tak sedikit nenek dan atok kito tu dikirim dan dijual oleh Jepang sampai
ke pelosok negara di kawasan Asia Tenggara.
Tetesan air mata,
bermandikan darah, nyawa seolah tak berharga, banyak ibu menjadi janda, tak
sedikit anak menjadi yatim karena ayahnya gugur sebagai pahlawan untuk mengusir
Jepang si penjajah dari Batu Bara, turun bantuan militer-militer dari Medan dan
Pulau Jawa untuk menghalau Jepang dari Batu Bara. Setelah semuanya terbalut
oleh luka dan berakhir dengan kemerdekaan. Pantaskah dinobatkan kampung itu
menjadi kampung Jepang? Kalau kalian menjawab pantas, teruskanlah.........Jika
kalian jawab tidak pantas, maka serukanlah.
Jika tujuannya sebagai
tempat wisata mestikah kampung Jepang namanya? Yang mengorbankan perasaan orang
yang sudah memang terluka....
Atau memang sudah
melupakan sejarah hingga mau move on dari itu semua? Hingga mengatakan ambil
yang baik dan tinggalkan yang buruk. Semudah itukah perjuangan atok dan nenek
kita?
Hanya membuka wacana.
Comments
Post a Comment